Etahnews.id | BATAM – Dalam Rapat Pengurus Lengkap Seksi Namaposo Sinode GKPS 2025 yang berlangsung di Hotel Golden Bay, Bengkong, Batam, Radiapoh H. Sinaga, S.H., M.H. hadir sebagai pemateri utama dengan tema besar: "Menuju Pemuda Indonesia Emas".Dalam pemaparannya, Radiapoh menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi generasi muda Simalungun, khususnya Generasi Z, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa generasi inilah yang akan menjadi tulang punggung bangsa, dan sangat menentukan masa depan Simalungun di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi.
“Kita tidak bisa hanya jadi penonton. Generasi Z harus menjadi pelaku utama pembangunan, bukan hanya pencari kerja tapi pencipta lapangan pekerjaan,” ujarnya di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Radiapoh juga mengingatkan bahwa karakteristik umat Kristen di Simalungun mencapai 43 persen, didominasi oleh komunitas seperti HKBP, GKPS, dan HKI. Namun, keterlibatan orang Simalungun dalam sektor strategis seperti politik, birokrasi, dan kewirausahaan masih sangat minim.
“Dari sisi politik, hanya 9 persen orang Simalungun yang tampil sebagai ketua partai. Di birokrasi juga sangat sedikit yang pegang posisi strategis, seperti di kementerian, kepolisian, atau kejaksaan. Hal ini karena kita tidak menyiapkan kader dengan baik,” tambahnya.
Ia juga menyoroti bahwa pelaku ekonomi yang dominan di wilayah Simalungun justru bukan berasal dari etnis Simalungun, tetapi dari suku lain. Ini menjadi tanda bahwa saat ini kita sedang "tergilas" di tanah sendiri.
Radiapoh mengajak generasi muda Simalungun untuk memperluas jejaring dan kolaborasi dengan komunitas-komunitas yang sudah maju dalam bidang ekonomi seperti komunitas Tionghoa. Ia mendorong pentingnya peningkatan kualitas SDM yang unggul, berkarakter, memiliki etika kepemimpinan, moralitas, dan semangat gotong royong (marharoan bolon).
Lebih lanjut, ia mengajak peserta untuk tidak terjebak dalam mentalitas generasi cemas yang ditandai dengan penyalahgunaan narkoba, kekerasan seksual, rendahnya minat belajar, dan pola hidup instan.
“Mari kita hindari semua itu. Pulang dari sini bukan hanya membawa semangat, tapi juga aksi. Jangan hanya mencari pekerjaan, tapi ciptakan pekerjaan,” tegas Radiapoh.
Sebagai penutup, Radiapoh menekankan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas dengan pendapatan per kapita minimal 30.000 USD di tahun 2045, dibutuhkan SDM yang kompeten, inovatif, kreatif, visioner, dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan global.(RP)