Bank Indonesia Kampanyekan Konsumsi Cabai Kering untuk Dukung Pengendalian Inflasi Bank Indonesia Kampanyekan Konsumsi Cabai Kering untuk Dukung Pengendalian Inflasi


Bank Indonesia Kampanyekan Konsumsi Cabai Kering untuk Dukung Pengendalian Inflasi

Bank Indonesia Kampanyekan Konsumsi Cabai Kering untuk Dukung Pengendalian Inflasi

Etahnews.id | Batam - Dalam rangka mendukung pengendalian inflasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Bank Indonesia Kepri bersinergi dengan Batam Tourism Polytechnic (BTP) menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk mengkampanyekan konsumsi cabai kering di masyarakat. 

Rangkaian kegiatan terdiri dari (1) Lomba Memasak “Masakan Tradisional Indonesia Tanpa Menggunakan Cabai Segar”, (2) Pemecahan Rekor MURI “Sajian Sambal Bilis Terbanyak Menggunakan Cabai Kering”, serta (3) Talkshow “Optimalisasi Konsumsi Cabai Kering untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pangan” dan Demo Masak bersama pakar gastronomi, Chef William Wongso. 

Ketiga kegiatan dimaksud bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa untuk menghasilkan masakan pedas, tidak harus selalu menggunakan cabai segar.

Bertempat di ruang praktikum kampus BTP, Lomba Memasak “Masakan Tradisional Indonesia Tanpa Menggunakan Cabai Segar” diselenggarakan pada hari Jumat, 21 Juli 2023. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, membuka lomba memasak yang terbagi dalam 8 (delapan) kategori tersebut, yaitu: masakan berbahan dasar daging sapi, daging ayam, ikan patin, kerang, olahan ikan laut – sagu, olahan protein nabati, nasi goreng bumbu dasar merah, dan aneka sambal. 

Berbagai komunitas turut berpartisipasi dalam lomba tersebut, antara lain: PKK Kota Batam, Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Candra Kirana Kodim 0316/Batam, Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Kepri, komunitas chef, mahasiswa, UMKM, dan umum. Dari perlombaan tersebut, resep masakan yang terpilih sebagai juara akan didokumentasikan dalam sebuah buku kompilasi resep “Masakan Tradisional Indonesia Tanpa Menggunakan Cabai Segar” yang nantinya didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui jaringan Kantor Perwakilan Bank Indonesia.

Kampanye konsumsi cabai kering dilanjutkan pada hari Sabtu, 22 Juli 2023 melalui Pemecahan Rekor MURI “Sajian Sambal Bilis Terbanyak Menggunakan Cabai Kering”. Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari Ansar. Di bawah arahan Chef Wiliam Wongso, tercatat sejumlah 1.409 porsi sambal bilis berhasil diproduksi oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus BTP. 

Sambal olahan dari tim pamungkas yang terdiri dari Dewi Kumalasari, Adidoyo Prakoso (Deputi Kepala BI Kepri), Asman Abnur (Ketua Badan Pembina Yayasan Vitka), dan Chef William Wongso menjadi penggenap 1.409 porsi sambal bilis yang disajikan kepada masyarakat sekitar kampus BTP. Sambal yang membutuhkan bahan baku bilis seberat 200 kg dan cabai kering tersebut melampaui rekor MURI sebelumnya, yaitu 1.035 layah sambal wader di Mojokerto pada tahun 2022. 

Pemecahan rekor MURI ini juga menjadi momentum untuk mempromosikan bilis yang merupakan produk ikan tangkap khas Kepri ke tingkat nasional.

Selanjutnya, untuk memperluas kampanye konsumsi cabai kering, pada hari Minggu, 23 Juli 2023, bertempat di Atrium Grand Batam Mall, diselenggarakan Talkshow “Optimalisasi Konsumsi Cabai Kering untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pangan” dan Demo Masak Kreasi Cabai Kering oleh Chef William Wongso. Pengunjung Grand Batam Mall diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pakar kuliner dan gastronomi legenda Indonesia tersebut, sehingga dapat lebih mendalami cara mengolah cabai kering yang tepat agar menghasilkan masakan yang lezat.

Rangkaian kegiatan kampanye konsumsi cabai kering yang diselenggarakan Bank Indonesia Kepri dan BTP merupakan implementasi dari salah satu program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yaitu peningkatan daya tahan penyimpanan dan nilai tambah (produk olahan). Sebagai informasi, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 (dua) kota di Provinsi Kepri pada Juni 2023 mengalami inflasi sebesar 0,49% (mtm), lebih tinggi dibandingkan IHK bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,26% (mtm). Salah satu faktor penyebab inflasi bersumber dari fluktuasi harga komoditas pangan bergejolak, diantaranya cabai.

Cabai menjadi bumbu masakan yang “harus” ada pada menu harian sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Hal ini sejalan dengan posisi geografis Kepri yang terletak di wilayah Sumatera sehingga memberikan pengaruh melayu cukup besar pada kuliner Kepri. 

Masakan khas melayu dikenal memiliki cita rasa pedas, seperti: ikan asam pedas, gulai ikan, sambal goreng, dan berbagai jenis masakan lainnya. Ketika pasokan cabai terbatas, harga cabai segar cenderung melonjak sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. 

Di sisi lain, ketika pasokan cabai melimpah, harga cabai menurun drastis sehingga menimbulkan risiko kerugian pada petani dan berpengaruh pada kesejahteraan petani. Penggunaan cabai kering diharapkan mampu merubah pola konsumsi cabai masyarakat dan mendorong hilirisasi seiring dengan daya tahan cabai kering yang lebih lama sehingga mendukung pemenuhan kebutuhan cabai di masyarakat.
Lebih baru Lebih lama